Sabtu, 25 Mei 2013


“Keistimewaan Sifat Dua Puluh”
(Kajian Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part
3


Keistimewaan sifat dua puluh ditilik atau dilihat dan direnungkan lebih dalam lagi, maka terlihat dan terasa adanya keistimewaan luar biasa didalam ungkapan yang tersembunyi pada sifat dua puluh. Keistimewaan itu dikelompokkan sebagai berikut :
A.      Sifat ke-1 dinamai sifat JALAL yaitu Yang Maha Agung.
Yang Maha Agung itu DZAT-Nya yang mampu meliputi semua ciptaan-Nya. Dimanapun Ciptaan-Nya berada, tidak menjadi kendala bagi-Nya. Disinilah keistimewaan dari Yang Maha Esa, dimana-mana kehadiran Ciptaan-Nya, maka DIA ada disana.
B.      Sifat ke-2, 3, 4, 5 dinamai sifat JAMAL yaitu Yang Maha Wajib. DIA wajib lebih dahulu adanya (Qidam). Pasti pula wajib atas kekekalan-Nya dan tidak berakhir (Baqa). DIA wajib pula tidak sama dengan yang lainnya, tidak sama dengan Ciptaan-Nya (Muhalafah lil Hawadish). DZAT-Nya wajib pula bangun dan bergerak dengan sendirinya (Qiyamuhu Binafshi). Bila jasad manusia Ciptaan-Nya mampu bergerak, maka itu atas keberadaan-Nya. Hal ini tidak perlu diherankan. Justru tidak bergeraknya indera jasad yang dihidupi-Nya menjadi tidak mungkin (Mustahil).
Maka kewajaranlah bagi orang-orang yang belum tahu kepada-Nya secara realitas untuk menyelidikinya. Ditanya tersiratnya didalam ayat-ayat Al-Quran bukan untuk disakralkan, dijadikan jimat atau misalnya dibaca diwaktu kematian, kehamilan, kelahiran bahkan digunakan sebagai doa-doa yang harus dihafalkan kemudian harus disimpan ditempat yang tinggi diatas lemari. 
Kita diwajibkan untuk mengerti dan memahami sehingga dapat bermanfaat untuk saat ini terutama untuk kehidupan nanti setelah tiada (akhirat) ‘ Mati dalam Hidup, Hidup dalam Mati ‘, karena manusia itu sebagai khalifah dari yang Wajib, maka kewajiban kita untuk membuka Tabir-Nya.
C.      Sifat ke-11, 12, 13 dan ke-18, 19, dan 20 dinamai KAMAL yaitu Yang Maha Suci, atau Maha Sempurna artinya af’al-Nya, Karya-Nya, Perbuatan-Nya atau Fi’il-Nya.
Sebab DIA telah menciptakan segala sesuatu secara sempurna keseluruhannya. Tidak satupun dari Ciptaan-Nya tidak serba mengherankan. Bila kita lepas pandangan ke tengah lautan seolah-olah pada titik terjauh ketemulah laut dengan kaki langit. Sesudah kita jelang ternyata apa yang kita lihat itu adalah salah. Maka bertanyalah kita kepada mata yang sangat dominan adanya pada setiap manuasia. Ternyata mata keliru, hasil informasi tidak sempurna.
D.      Sifat ke-6, 7, 8, 9, 10 dan ke-14, 15, 16 dan 17 dinamai KAHAR yaitu Yang Maha Kuasa (Maha Wisesa). DIA menguasai apa yang ada dijagat raya ini serta apa yang ada didalam alam Malaikat. Diketahuinya apa yang terlihat oleh indera lahir termasuk mata mahluk hidup didunia lantaran Kuasa-Nya.


Pembahasan Sifat-sifat
A.      Sifat Kesatu NAFSIYYAH  
1.       WUJUD
Dzat Allah SWT itu benar-benar dan wajib ada Wujud-Nya. Maka bagi orang-orang yang belum punya pengetahuan tentang wujud-Nya, pembicaraan segala sesuatunya terhadap Allah SWT hanya sekedar menerka-nerka. Terkaanya kadang menimbulkan kesalahan bahkan menimbulkan dosa yang tiada terampuni. Atau setidak-tidaknya mengundang perdebatan perjalanan menuju kepada Wujud-Nya. Seperti sibuta berdebat tentang bentuk bintang diangkasa. Atau orang berdebat tentang hukum-hukum asal muasal kata dalam bahasa yang member nama tentang Allah SWT yang disembah. Masing-masing menonjolkan diri atas penguasaan dan keahlian tentang kitab ilmu formalitas, padahal ilmu tentang Tuhan belum dikuasainya.

“ Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.”53:28

Untuk menemukan kebenaran itu diperlukan laku, paraktik atau perjalanan naik (Mi’raj), sehingga dapat menyaksikan keberadaan hakiki wahyu yang diturunkan.

“ Dan tiada seorang juapun yang mampu masuk kesurga, kecuali yang sudah turun dari surga (ialah orang-orang yang sudah tahu surga dalam mi’raj)” Yahya 3:13 Injil.
“ Barang siapa yang berdosa ialah orang yang melihat DIA (Allah) dan belum kenal DIA.” Yahya 3:6 Injil

Demikian jelasnya, terang dan gamblang bahwa kewajiban untuk menemui Allah SWT adalah suatu kewajiban yang paling penting dan sangat vital diantara persoalan-persoalan lainnya. Suatu tujuan hidup yang paling terpokok, agar para manusia benar-benar menjadi Penyembah Yang Sejati. Serta sesuai dengan pelajaran sifat yang wajib bagi Allah SWT dimana sifat ke-1 untuk kepribadian umat manusia bertingkah laku. Jika sebaliknya Wujud yang benar-benar ada menjadi tiada ada (Mati). Wujud yang berakhir dan mati bukanlah wujud yang dituju, bukanlah wujud yang dibicarakan dalam tulisan hakekat. Wujud yang dimaksud didalam pembicaraan hakekat adalah wujud yang tidak berawal dan berakhir.

B.      Sifat Kedua sampai keenam SALABIYYAH 
2.       QIDAM (Lebih dahulu dari yang paling dahulu)
Tidak ada yang mendahului-Nya, umat manusia tidak diwajibkan untuk mencari waktu atau awal dari adanya WUJUD. Yang dimaksud karena adanya Wujud tidak ada awal dan akhirnya. Oleh sebab itu tidak perlu akal dipaksakan untuk mencari mula adanya wujud. Kelahiran seseorang dapat dikenal dari akte kelahiran, dapat dikenal dari kenal lahir. Tapi yang dikenal itu bentuk jasad yang dilahirkan kemudian bertumbuh. Tetapi ruh yang menghidupi jasad yang dilahirkan tidak dapat dan tidak mungkin diketahui ahli ilmu formalitas kapan diciptakan dan kapan dilahirkan.
Tentang ruh didalam setiap kitab suci disebutkan bahwa keberadaannya pada setiap jasad yang dikandung oleh ibu adalah ditiupkan. Hal inilah yang menjadi pertengkaran dan perdebatan serta serangan Nurrudin Ar Raniri kepada Hamzah Fansuri. Nurrudin Ar Raniri menyatakan bahwa ruh itu ikut diciptakan Allah SWT akan tetapi beliau kebingungan sendiri meskipun Hamzah Fansuri tidak pernah menangkis serangan itu. Hamzah Fansuri adalah seorang Sufi yang berangkat dari syariat islam. Didalam kalimat symbol yang banyak diwariskannya, menunjukkan bahwa belum ada seorang ahli muthasyabilat (symbol didalam terutama Qur’an).
Kesaksian penyaksi tentang Wujud tidak dapat dibelokkan lagi, meskipun ada yang tidak setuju, yang menyanggah, maka sanggahan itu terpaksa didiamkan. Karena Dia yang paling dahulu dahulu dan Dia yang paling terakhir tanpa akhir. Ke-Esaan transenden (Al-Hadiyah) berada pada puncak semua pengetahuan serta keberadaan isi alam. Wujud yang tidak pernah berubah merupakan hakekat transenden dari semua Ciptaan-Nya.

3.       BAQO (Kekal dan Abadi/Langgeng)
Kekal dan abadi (Langgeng) tanpa berkesudahan, dan tidak pernah berubah dalam kondisi atau situasi apapun dan manapun. Kehidupan kekal selama-lamanya, namanya boleh saja berubah dan sangat majemuk tetapi Wujudnya tetap tidak berubah.
Dan pada kepercayaan selain islam menyebutkan Allah SWT yang berada disurga atau Gusti Allah itupun dapat diterima apabila tujuannya kepada Wujud yang QIDAM diatas. Namun dalam pembicaraan hakekat ini kita tidak membicarakan hukum yang dibakukan, tetapi Wujud yang QIDAM dan BAQO. Ini kebenaran yang mutlak karena Ke-Esaan yang Transenden.

4.       MUKHOLAFATU LIL HAWADITSI (Serba berbeda keadaannya dengan ciptaan-Nya)
Serba berbeda keadaan-Nya dengan Ciptaan-Nya meskipun dengan yang baru. Semua yang ada dijagad raya ini tidak sama dengan Wujud-Nya. Tidak ada yang menyamai-Nya dengan segala sesuatu yang terlihat maupun yang tak Nampak. Allah SWT tidak dapat dibandingkan dengan apa yang ada. Allah SWT tidak sama dengan mahluk dan benda lainnya yang seketika akan rusak.
Al-Quran menyebutkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya (Tanzih) dan DIA adalah Maha Melihat dan Maha Mendengar (Tsybih).
Dalam Wujud hakiki yang paling Suci dari semua Kesucian. DIA adalah Ruh yang tidak diciptakan. DIA tidak sama dengan yang baru diantara mahluk. Manusia yang dilahirkan menjadi baru yang tidak berubah-ubah. Yang dinamakan mahluk manusia, yang berada dijagad manapun tetap sama. Mempunyai kaki, mata, telinga, serta lain sebagainya.

5.       QIYAMUHU BIN-NAFSIHI
Maksudnya bangkit karena Dzat-Nya pribadi. Bangun dengan sendirinya serta bangkit dengan keinginanya sendiri. Bergerak atas kehendaknya tidak ada hambatan. Mengenai kalimat-kalimat diatas itu sehari-hari dapat kita ketahui. Buktinya ketika Tidur Lelap dan bangun atas keinginannya sendiri. Hal ini dapat ditemukan pada semua mahluk Manusia.
Untuk dijadikan ukuran kesaksian yaitu mengenai BENIH-BENIH yang tumbuh sendiri tidak karena ditarik, ditiup supaya menjadi tumbuh. Maka berkaryanya semua mahluk bergerak berubah dikarenakan mengandung sifat QIYAMUHU BIN-NAFSIHI.
Contoh lainnya : Atom, Neutron dan Pasitron (Elektron bermuatan Positif) dan lain sebagainya. Semua itu dapat berkarya bukan disebabkan apa-apa, tetapi disebabkan mengandung dan memiliki sifat bangun atas keinginannya sendiri secara otomatis.
Dalam ilmu kesehatan atau tumbuh-tumbuhan diterangkan bahwa plasma darah itu selalu bergerak sendiri, merupakan suatu tanda bahwa plasma itu hidup.
Contoh lainnya : Air mani (Sperma) jika dilihat memakai kaca pembesar yang dapat dibesarkan 10.000 kali maka air mani (Sperma) tersebut kelihatannya dalam satu jam menjadi 5 milimeter. Demikian juga Embrio (Medical/Janin) yang akan menjadi bayi dalam kandungan sang ibu, akan terus berkarya membesar mampu berbicara, makan, dan bergerak.
Sifat QIYAMUHU BIN-NAFSIHI itu adalah salah satu sifat Allah SWT meliputi semua mahluk yang bergerak.

6.       WAHDANIAH (Manunggal/Esa)
Kata Tunggal atau Esa, satu memang mudah diterima sebab adanya yang SATU itu pasti bukan Dua atau Lebih. Yang Maha Satu menunjukkan bahwa Dzat manusia (Nurul Insan) yang berasal dari DZAT Allah SWT benar-benar mempunyai mempunyai sifat dua puluh. Demikian maka sifat-sifat ke 2 sampi ke 6 dinamakan SIFAT YANG TIDAK MUSTAHIL-NYA.

Rabu, 10 April 2013


“Penjabaran Sifat Dua Puluh”
(Kajian Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part 2

1.    Sifat ke-1 dinamakan Sifat Nafsiyyah Yaitu untuk Kepribadian
2.   Sifat ke-2 s/d ke-6 dinamakan Sifat Salabiyyah Yaitu untuk “Keterangannya” dari kepribadian antara lain meniadakan sifat Mustahil, jadi kekal abadi dalam karya nyata.
3.  Sifat ke-7 s/d ke-13 dinamakan Sifat Ma'any Yaitu : yang mendiami/menempati/didiami, diserahi sifat ke-7 s/d ke-13. Jika diselaraskan dengan pekerjaannya, pekerjaan jasmaninya manusia. Nyatanya manusia itu mampu berbicara, mendengar, berpikir dan melihat dengan indranya.
4.   Sifat ke-14 s/d ke-20 dinamakan Sifat Ma’nawiyyah Yaitu : Sifat-sifat yang bisa berkarya antara lain; Kuasa mempunyai wewenang, kemauan/karep, pengetahuan dan sebagainya itu termasuk sifat yang baku, yang diketemukan dalam sifat ke-7 s/d ke-13 yaitu yang mengisi manusia sehingga bisa bergerak dan hidup. Berkarya dalam sifat ke-14 s/d ke-20 merupakan kenyataan yang tak bisa ditolak.

Dzat-Nya Allah SWT, telah menciptakan dengan sekehendak-Nya lalu terciptalah. Adanya (perwujudan) manusia, yaitu disebut Nafsiyyah. Berkaryanya manusia disebabkan karena adanya sifat 20 (Dua Puluh). Maka berkaryanya sifat Ma’any bagi manusia adalah disebabkan sifat ke-14 s/d ke-20. Tandanya adalah sifat Kuasa (Qudrat) itu tetap. Bagi manusia kuasanya disebabkan pekarya-Nya yang mempunyai kuasa Allah SWT. Sebagai contoh salah satu sifat Dzat Allah SWT yang ke-18 (Sami’an) Maha Mendengar dan berada pada Kuping/Telinga dapat mendengar karena adanya sifat Sami’an. Adanya sifat ma’nawiyyah disebabkan telah dimilikinya sifat Ma’any. Berkerjanya sifat Sami’an (mendengar) dan dapat digunakan oleh kuping/telinga manusia, yang tidak terlepas dari adanya Wujud. Kuping/telinga dapat berfungsi karena adanya Wujud. Tanpa Wujud yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka manusia tidak dapat disebut Hayat (Hidup). Sedangkan hayat adalah sifat ke-10 dari sifat Dua Puluh.
Meskipun sifat 20 telah diringkas atau dibagi menjadi 4, ke Dua Puluh sifat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Saling terkait diantaranya. Dalam perilmuan yang sudah mencapai suatu tingkatan yang tinggi, ke-4 sifat dari ringkasan sifat Dua Puluh dinasehatkan kepada yang mempelajarinya sebagai berikut : “Jangan ragu-ragu dalam pemikiran, Tuhan mendengar melalui telingamu, melihat dengan matamu dan merasa dengan pancaindramu”.
Kalimat diatas tidak dapat diterjemahkan dengan jasad yang belum menerima Hidup (Hajat). Menerjemahkan dengan jasad, ungkapan diatas pasti akan timbul salah pengertian. Sangat berbahaya apabila penalarannya serta penerapannya salah, atau dipergunakan dengan sembrono (Gegabah). Sebab orang yang menganggap Allah SWT bersemayam didalam kuping/telinganya atau menarik kesimpulan bahwa Allah SWT berada pada matanya adalah meupakan penyimpangan (Kekeliruan). Ketahuilah bahwa Allah SWT dapat mendengar, melihat dimanapun Dia berada. Sebab Dia-lah yang mempunyai sifat-sifat tadi.
                Bagi orang yang sudah mengenal Tuhan-nya dan dia hanya beriman kepada Tuhan, maka dia membaca dengan renungan dan bukan dengan suara. Sebab merenungkan sifat Dua Puluh tidak akan selesai-selesainya. Sifat 20 sangat dalam artinya, orang yang sudah mengenal Tuhan maka sifat Dua Puluh masuk kedalam pembuktian. Pembuktian adalah merupakan kepercayaan dan keyakinan yang paling tertinggi. Pembuktian telah melambung keatas suatu keyakinan yang disebut Isbatul Yaqin.
“Saya punya pendirian bahwa Iman, Tauhid serta Ma’rifatullah adalah merupakan ilmu pengetahuan yang amat sempurna.kesempurnaanya disebabkan dapat mengabdi kepada Tuhan secara terus menerus setiap waktu. Manusia sebenarnya tidak mampu bergerak sendiri, karena manusia itu buta, tuli dan bisu. Maka semua gerakan itu dating dari Allah SWT.” -Filsafat Sunan Bonang- .
Sunan Bonang adalah salah seorang Wali yang diangkat oleh Allah SWT, karena sesuatunya digerakan oleh Allah SWT.