Mustika Ning Iman
* Keluhuran manusia yang tidak mengingkari kesempurnaan dirinya dan kesempurnaan manusia lainnya *
Kamis, 04 Mei 2017
Kamis, 06 April 2017
Selasa, 04 April 2017
Sabtu, 25 Mei 2013
“Keistimewaan Sifat Dua
Puluh”
(Kajian
Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part 3
Part 3
Keistimewaan sifat dua puluh ditilik atau dilihat dan
direnungkan lebih dalam lagi, maka terlihat dan terasa adanya keistimewaan luar
biasa didalam ungkapan yang tersembunyi pada sifat dua puluh. Keistimewaan itu
dikelompokkan sebagai berikut :
A.
Sifat ke-1 dinamai
sifat JALAL yaitu Yang Maha Agung.
Yang Maha Agung itu DZAT-Nya yang mampu meliputi semua
ciptaan-Nya. Dimanapun Ciptaan-Nya berada, tidak menjadi kendala bagi-Nya.
Disinilah keistimewaan dari Yang Maha Esa, dimana-mana kehadiran Ciptaan-Nya,
maka DIA ada disana.
B.
Sifat ke-2, 3, 4, 5
dinamai sifat JAMAL yaitu Yang Maha Wajib. DIA wajib lebih dahulu adanya
(Qidam). Pasti pula wajib atas kekekalan-Nya dan tidak berakhir (Baqa). DIA
wajib pula tidak sama dengan yang lainnya, tidak sama dengan Ciptaan-Nya
(Muhalafah lil Hawadish). DZAT-Nya wajib pula bangun dan bergerak dengan
sendirinya (Qiyamuhu Binafshi). Bila jasad manusia Ciptaan-Nya mampu bergerak,
maka itu atas keberadaan-Nya. Hal ini tidak perlu diherankan. Justru tidak
bergeraknya indera jasad yang dihidupi-Nya menjadi tidak mungkin (Mustahil).
Maka kewajaranlah bagi orang-orang yang belum tahu
kepada-Nya secara realitas untuk menyelidikinya. Ditanya tersiratnya didalam
ayat-ayat Al-Quran bukan untuk disakralkan, dijadikan jimat atau misalnya
dibaca diwaktu kematian, kehamilan, kelahiran bahkan digunakan sebagai doa-doa
yang harus dihafalkan kemudian harus disimpan ditempat yang tinggi diatas
lemari.
Kita diwajibkan untuk mengerti dan memahami sehingga
dapat bermanfaat untuk saat ini terutama untuk kehidupan nanti setelah tiada
(akhirat) ‘ Mati dalam Hidup, Hidup dalam Mati ‘, karena manusia itu sebagai
khalifah dari yang Wajib, maka kewajiban kita untuk membuka Tabir-Nya.
C.
Sifat ke-11, 12, 13
dan ke-18, 19, dan 20 dinamai KAMAL yaitu Yang Maha Suci, atau Maha Sempurna
artinya af’al-Nya, Karya-Nya, Perbuatan-Nya atau Fi’il-Nya.
Sebab DIA telah menciptakan segala sesuatu secara
sempurna keseluruhannya. Tidak satupun dari Ciptaan-Nya tidak serba
mengherankan. Bila kita lepas pandangan ke tengah lautan seolah-olah pada titik
terjauh ketemulah laut dengan kaki langit. Sesudah kita jelang ternyata apa
yang kita lihat itu adalah salah. Maka bertanyalah kita kepada mata yang sangat
dominan adanya pada setiap manuasia. Ternyata mata keliru, hasil informasi
tidak sempurna.
D.
Sifat ke-6, 7, 8, 9,
10 dan ke-14, 15, 16 dan 17 dinamai KAHAR yaitu Yang Maha Kuasa (Maha Wisesa).
DIA menguasai apa yang ada dijagat raya ini serta apa yang ada didalam alam
Malaikat. Diketahuinya apa yang terlihat oleh indera lahir termasuk mata mahluk
hidup didunia lantaran Kuasa-Nya.
Pembahasan Sifat-sifat
A.
Sifat Kesatu NAFSIYYAH
1.
WUJUD
Dzat Allah SWT itu benar-benar dan wajib ada Wujud-Nya.
Maka bagi orang-orang yang belum punya pengetahuan tentang wujud-Nya,
pembicaraan segala sesuatunya terhadap Allah SWT hanya sekedar menerka-nerka.
Terkaanya kadang menimbulkan kesalahan bahkan menimbulkan dosa yang tiada
terampuni. Atau setidak-tidaknya mengundang perdebatan perjalanan menuju kepada
Wujud-Nya. Seperti sibuta berdebat tentang bentuk bintang diangkasa. Atau orang
berdebat tentang hukum-hukum asal muasal kata dalam bahasa yang member nama
tentang Allah SWT yang disembah. Masing-masing menonjolkan diri atas penguasaan
dan keahlian tentang kitab ilmu formalitas, padahal ilmu tentang Tuhan belum
dikuasainya.
“ Dan
mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada
berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.”53:28
Untuk menemukan kebenaran itu diperlukan laku, paraktik
atau perjalanan naik (Mi’raj), sehingga dapat menyaksikan keberadaan hakiki
wahyu yang diturunkan.
“ Dan tiada seorang juapun yang mampu masuk kesurga,
kecuali yang sudah turun dari surga (ialah orang-orang yang sudah tahu surga
dalam mi’raj)” Yahya 3:13 Injil.
“ Barang siapa yang berdosa ialah orang yang melihat DIA
(Allah) dan belum kenal DIA.” Yahya 3:6 Injil
Demikian jelasnya, terang dan gamblang bahwa kewajiban
untuk menemui Allah SWT adalah suatu kewajiban yang paling penting dan sangat
vital diantara persoalan-persoalan lainnya. Suatu tujuan hidup yang paling
terpokok, agar para manusia benar-benar menjadi Penyembah Yang Sejati. Serta
sesuai dengan pelajaran sifat yang wajib bagi Allah SWT dimana sifat ke-1 untuk
kepribadian umat manusia bertingkah laku. Jika sebaliknya Wujud yang benar-benar
ada menjadi tiada ada (Mati). Wujud yang berakhir dan mati bukanlah wujud yang
dituju, bukanlah wujud yang dibicarakan dalam tulisan hakekat. Wujud yang
dimaksud didalam pembicaraan hakekat adalah wujud yang tidak berawal dan
berakhir.
B.
Sifat Kedua sampai
keenam SALABIYYAH
2.
QIDAM (Lebih dahulu
dari yang paling dahulu)
Tidak ada yang mendahului-Nya, umat manusia tidak
diwajibkan untuk mencari waktu atau awal dari adanya WUJUD. Yang dimaksud
karena adanya Wujud tidak ada awal dan akhirnya. Oleh sebab itu tidak perlu
akal dipaksakan untuk mencari mula adanya wujud. Kelahiran seseorang dapat
dikenal dari akte kelahiran, dapat dikenal dari kenal lahir. Tapi yang dikenal
itu bentuk jasad yang dilahirkan kemudian bertumbuh. Tetapi ruh yang menghidupi
jasad yang dilahirkan tidak dapat dan tidak mungkin diketahui ahli ilmu
formalitas kapan diciptakan dan kapan dilahirkan.
Tentang ruh didalam setiap kitab suci disebutkan bahwa
keberadaannya pada setiap jasad yang dikandung oleh ibu adalah ditiupkan. Hal
inilah yang menjadi pertengkaran dan perdebatan serta serangan Nurrudin Ar
Raniri kepada Hamzah Fansuri. Nurrudin Ar Raniri menyatakan bahwa ruh itu ikut
diciptakan Allah SWT akan tetapi beliau kebingungan sendiri meskipun Hamzah
Fansuri tidak pernah menangkis serangan itu. Hamzah Fansuri adalah seorang Sufi
yang berangkat dari syariat islam. Didalam kalimat symbol yang banyak
diwariskannya, menunjukkan bahwa belum ada seorang ahli muthasyabilat (symbol didalam
terutama Qur’an).
Kesaksian penyaksi tentang Wujud tidak dapat dibelokkan
lagi, meskipun ada yang tidak setuju, yang menyanggah, maka sanggahan itu
terpaksa didiamkan. Karena Dia yang paling dahulu dahulu dan Dia yang paling
terakhir tanpa akhir. Ke-Esaan transenden (Al-Hadiyah) berada pada puncak semua
pengetahuan serta keberadaan isi alam. Wujud yang tidak pernah berubah
merupakan hakekat transenden dari semua Ciptaan-Nya.
3.
BAQO (Kekal dan
Abadi/Langgeng)
Kekal dan abadi (Langgeng) tanpa berkesudahan, dan tidak
pernah berubah dalam kondisi atau situasi apapun dan manapun. Kehidupan kekal
selama-lamanya, namanya boleh saja berubah dan sangat majemuk tetapi Wujudnya
tetap tidak berubah.
Dan pada kepercayaan selain islam menyebutkan Allah SWT
yang berada disurga atau Gusti Allah itupun dapat diterima apabila tujuannya
kepada Wujud yang QIDAM diatas. Namun dalam pembicaraan hakekat ini kita tidak
membicarakan hukum yang dibakukan, tetapi Wujud yang QIDAM dan BAQO. Ini kebenaran
yang mutlak karena Ke-Esaan yang Transenden.
4.
MUKHOLAFATU LIL
HAWADITSI (Serba berbeda keadaannya dengan ciptaan-Nya)
Serba berbeda keadaan-Nya dengan Ciptaan-Nya meskipun
dengan yang baru. Semua yang ada dijagad raya ini tidak sama dengan Wujud-Nya. Tidak
ada yang menyamai-Nya dengan segala sesuatu yang terlihat maupun yang tak Nampak.
Allah SWT tidak dapat dibandingkan dengan apa yang ada. Allah SWT tidak sama
dengan mahluk dan benda lainnya yang seketika akan rusak.
Al-Quran menyebutkan bahwa tidak ada sesuatu yang
menyerupai-Nya (Tanzih) dan DIA adalah Maha Melihat dan Maha Mendengar
(Tsybih).
Dalam Wujud hakiki yang paling Suci dari semua Kesucian.
DIA adalah Ruh yang tidak diciptakan. DIA tidak sama dengan yang baru diantara
mahluk. Manusia yang dilahirkan menjadi baru yang tidak berubah-ubah. Yang dinamakan
mahluk manusia, yang berada dijagad manapun tetap sama. Mempunyai kaki, mata,
telinga, serta lain sebagainya.
5.
QIYAMUHU BIN-NAFSIHI
Maksudnya bangkit karena Dzat-Nya pribadi. Bangun dengan
sendirinya serta bangkit dengan keinginanya sendiri. Bergerak atas kehendaknya
tidak ada hambatan. Mengenai kalimat-kalimat diatas itu sehari-hari dapat kita
ketahui. Buktinya ketika Tidur Lelap dan bangun atas keinginannya sendiri. Hal ini
dapat ditemukan pada semua mahluk Manusia.
Untuk dijadikan ukuran kesaksian yaitu mengenai
BENIH-BENIH yang tumbuh sendiri tidak karena ditarik, ditiup supaya menjadi tumbuh.
Maka berkaryanya semua mahluk bergerak berubah dikarenakan mengandung sifat QIYAMUHU
BIN-NAFSIHI.
Contoh lainnya : Atom, Neutron dan Pasitron (Elektron
bermuatan Positif) dan lain sebagainya. Semua itu dapat berkarya bukan
disebabkan apa-apa, tetapi disebabkan mengandung dan memiliki sifat bangun atas
keinginannya sendiri secara otomatis.
Dalam ilmu kesehatan atau tumbuh-tumbuhan diterangkan
bahwa plasma darah itu selalu bergerak sendiri, merupakan suatu tanda bahwa
plasma itu hidup.
Contoh lainnya : Air mani (Sperma) jika dilihat memakai
kaca pembesar yang dapat dibesarkan 10.000 kali maka air mani (Sperma) tersebut
kelihatannya dalam satu jam menjadi 5 milimeter. Demikian juga Embrio
(Medical/Janin) yang akan menjadi bayi dalam kandungan sang ibu, akan terus
berkarya membesar mampu berbicara, makan, dan bergerak.
Sifat QIYAMUHU BIN-NAFSIHI itu adalah salah satu sifat
Allah SWT meliputi semua mahluk yang bergerak.
6.
WAHDANIAH
(Manunggal/Esa)
Kata Tunggal atau Esa, satu memang mudah diterima sebab
adanya yang SATU itu pasti bukan Dua atau Lebih. Yang Maha Satu menunjukkan bahwa
Dzat manusia (Nurul Insan) yang berasal dari DZAT Allah SWT benar-benar
mempunyai mempunyai sifat dua puluh. Demikian maka sifat-sifat ke 2 sampi ke 6
dinamakan SIFAT YANG TIDAK MUSTAHIL-NYA.
Rabu, 10 April 2013
“Penjabaran Sifat Dua Puluh”
(Kajian
Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part 2
Part 2
1. Sifat ke-1 dinamakan Sifat Nafsiyyah
Yaitu untuk Kepribadian
2. Sifat ke-2 s/d ke-6 dinamakan Sifat Salabiyyah Yaitu untuk “Keterangannya”
dari kepribadian antara lain meniadakan sifat Mustahil,
jadi kekal abadi dalam karya nyata.
3. Sifat ke-7 s/d ke-13
dinamakan Sifat Ma'any
Yaitu : yang mendiami/menempati/didiami, diserahi sifat ke-7 s/d ke-13.
Jika diselaraskan dengan pekerjaannya, pekerjaan jasmaninya manusia. Nyatanya
manusia itu mampu berbicara, mendengar, berpikir dan melihat dengan indranya.
4.
Sifat ke-14 s/d ke-20 dinamakan Sifat Ma’nawiyyah
Yaitu : Sifat-sifat yang bisa berkarya antara lain; Kuasa mempunyai
wewenang, kemauan/karep, pengetahuan dan sebagainya itu termasuk sifat yang
baku, yang diketemukan dalam sifat ke-7 s/d ke-13 yaitu yang mengisi manusia
sehingga bisa bergerak dan hidup. Berkarya dalam sifat ke-14 s/d ke-20 merupakan
kenyataan yang tak bisa ditolak.
Dzat-Nya Allah SWT, telah menciptakan
dengan sekehendak-Nya lalu terciptalah. Adanya (perwujudan) manusia, yaitu
disebut Nafsiyyah. Berkaryanya
manusia disebabkan karena adanya sifat 20 (Dua Puluh). Maka berkaryanya sifat Ma’any bagi manusia adalah disebabkan
sifat ke-14 s/d ke-20. Tandanya adalah sifat Kuasa (Qudrat) itu tetap. Bagi
manusia kuasanya disebabkan pekarya-Nya yang mempunyai kuasa Allah SWT. Sebagai
contoh salah satu sifat Dzat Allah SWT yang ke-18 (Sami’an) Maha Mendengar dan berada pada Kuping/Telinga dapat
mendengar karena adanya sifat Sami’an.
Adanya sifat ma’nawiyyah disebabkan
telah dimilikinya sifat Ma’any.
Berkerjanya sifat Sami’an (mendengar)
dan dapat digunakan oleh kuping/telinga manusia, yang tidak terlepas dari
adanya Wujud. Kuping/telinga dapat berfungsi karena adanya Wujud. Tanpa Wujud
yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka manusia tidak dapat disebut Hayat
(Hidup). Sedangkan hayat adalah sifat ke-10 dari sifat Dua Puluh.
Meskipun sifat 20 telah diringkas atau
dibagi menjadi 4, ke Dua Puluh sifat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Saling terkait diantaranya. Dalam perilmuan yang sudah mencapai suatu
tingkatan yang tinggi, ke-4 sifat dari ringkasan sifat Dua Puluh dinasehatkan
kepada yang mempelajarinya sebagai berikut : “Jangan ragu-ragu dalam pemikiran,
Tuhan mendengar melalui telingamu, melihat dengan matamu dan merasa dengan
pancaindramu”.
Kalimat diatas tidak dapat diterjemahkan dengan jasad yang belum
menerima Hidup (Hajat). Menerjemahkan dengan jasad, ungkapan diatas pasti akan
timbul salah pengertian. Sangat berbahaya apabila penalarannya serta
penerapannya salah, atau dipergunakan dengan sembrono (Gegabah). Sebab orang
yang menganggap Allah SWT bersemayam didalam kuping/telinganya atau menarik
kesimpulan bahwa Allah SWT berada pada matanya adalah meupakan penyimpangan
(Kekeliruan). Ketahuilah bahwa Allah SWT dapat mendengar, melihat dimanapun Dia
berada. Sebab Dia-lah yang mempunyai sifat-sifat tadi.
Bagi orang
yang sudah mengenal Tuhan-nya dan dia hanya beriman kepada Tuhan, maka dia
membaca dengan renungan dan bukan dengan suara. Sebab merenungkan sifat Dua
Puluh tidak akan selesai-selesainya. Sifat 20 sangat dalam artinya, orang yang
sudah mengenal Tuhan maka sifat Dua Puluh masuk kedalam pembuktian. Pembuktian adalah
merupakan kepercayaan dan keyakinan yang paling tertinggi. Pembuktian telah
melambung keatas suatu keyakinan yang disebut Isbatul Yaqin.
“Saya punya pendirian bahwa Iman, Tauhid serta Ma’rifatullah
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang amat sempurna.kesempurnaanya disebabkan
dapat mengabdi kepada Tuhan secara terus menerus setiap waktu. Manusia sebenarnya
tidak mampu bergerak sendiri, karena manusia itu buta, tuli dan bisu. Maka semua
gerakan itu dating dari Allah SWT.” -Filsafat Sunan Bonang- .
Sunan Bonang adalah salah seorang Wali
yang diangkat oleh Allah SWT, karena sesuatunya digerakan oleh Allah SWT.
Langganan:
Postingan (Atom)