Rabu, 10 April 2013


“Penjabaran Sifat Dua Puluh”
(Kajian Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part 2

1.    Sifat ke-1 dinamakan Sifat Nafsiyyah Yaitu untuk Kepribadian
2.   Sifat ke-2 s/d ke-6 dinamakan Sifat Salabiyyah Yaitu untuk “Keterangannya” dari kepribadian antara lain meniadakan sifat Mustahil, jadi kekal abadi dalam karya nyata.
3.  Sifat ke-7 s/d ke-13 dinamakan Sifat Ma'any Yaitu : yang mendiami/menempati/didiami, diserahi sifat ke-7 s/d ke-13. Jika diselaraskan dengan pekerjaannya, pekerjaan jasmaninya manusia. Nyatanya manusia itu mampu berbicara, mendengar, berpikir dan melihat dengan indranya.
4.   Sifat ke-14 s/d ke-20 dinamakan Sifat Ma’nawiyyah Yaitu : Sifat-sifat yang bisa berkarya antara lain; Kuasa mempunyai wewenang, kemauan/karep, pengetahuan dan sebagainya itu termasuk sifat yang baku, yang diketemukan dalam sifat ke-7 s/d ke-13 yaitu yang mengisi manusia sehingga bisa bergerak dan hidup. Berkarya dalam sifat ke-14 s/d ke-20 merupakan kenyataan yang tak bisa ditolak.

Dzat-Nya Allah SWT, telah menciptakan dengan sekehendak-Nya lalu terciptalah. Adanya (perwujudan) manusia, yaitu disebut Nafsiyyah. Berkaryanya manusia disebabkan karena adanya sifat 20 (Dua Puluh). Maka berkaryanya sifat Ma’any bagi manusia adalah disebabkan sifat ke-14 s/d ke-20. Tandanya adalah sifat Kuasa (Qudrat) itu tetap. Bagi manusia kuasanya disebabkan pekarya-Nya yang mempunyai kuasa Allah SWT. Sebagai contoh salah satu sifat Dzat Allah SWT yang ke-18 (Sami’an) Maha Mendengar dan berada pada Kuping/Telinga dapat mendengar karena adanya sifat Sami’an. Adanya sifat ma’nawiyyah disebabkan telah dimilikinya sifat Ma’any. Berkerjanya sifat Sami’an (mendengar) dan dapat digunakan oleh kuping/telinga manusia, yang tidak terlepas dari adanya Wujud. Kuping/telinga dapat berfungsi karena adanya Wujud. Tanpa Wujud yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka manusia tidak dapat disebut Hayat (Hidup). Sedangkan hayat adalah sifat ke-10 dari sifat Dua Puluh.
Meskipun sifat 20 telah diringkas atau dibagi menjadi 4, ke Dua Puluh sifat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Saling terkait diantaranya. Dalam perilmuan yang sudah mencapai suatu tingkatan yang tinggi, ke-4 sifat dari ringkasan sifat Dua Puluh dinasehatkan kepada yang mempelajarinya sebagai berikut : “Jangan ragu-ragu dalam pemikiran, Tuhan mendengar melalui telingamu, melihat dengan matamu dan merasa dengan pancaindramu”.
Kalimat diatas tidak dapat diterjemahkan dengan jasad yang belum menerima Hidup (Hajat). Menerjemahkan dengan jasad, ungkapan diatas pasti akan timbul salah pengertian. Sangat berbahaya apabila penalarannya serta penerapannya salah, atau dipergunakan dengan sembrono (Gegabah). Sebab orang yang menganggap Allah SWT bersemayam didalam kuping/telinganya atau menarik kesimpulan bahwa Allah SWT berada pada matanya adalah meupakan penyimpangan (Kekeliruan). Ketahuilah bahwa Allah SWT dapat mendengar, melihat dimanapun Dia berada. Sebab Dia-lah yang mempunyai sifat-sifat tadi.
                Bagi orang yang sudah mengenal Tuhan-nya dan dia hanya beriman kepada Tuhan, maka dia membaca dengan renungan dan bukan dengan suara. Sebab merenungkan sifat Dua Puluh tidak akan selesai-selesainya. Sifat 20 sangat dalam artinya, orang yang sudah mengenal Tuhan maka sifat Dua Puluh masuk kedalam pembuktian. Pembuktian adalah merupakan kepercayaan dan keyakinan yang paling tertinggi. Pembuktian telah melambung keatas suatu keyakinan yang disebut Isbatul Yaqin.
“Saya punya pendirian bahwa Iman, Tauhid serta Ma’rifatullah adalah merupakan ilmu pengetahuan yang amat sempurna.kesempurnaanya disebabkan dapat mengabdi kepada Tuhan secara terus menerus setiap waktu. Manusia sebenarnya tidak mampu bergerak sendiri, karena manusia itu buta, tuli dan bisu. Maka semua gerakan itu dating dari Allah SWT.” -Filsafat Sunan Bonang- .
Sunan Bonang adalah salah seorang Wali yang diangkat oleh Allah SWT, karena sesuatunya digerakan oleh Allah SWT.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar