“Penjabaran Sifat Dua Puluh”
(Kajian
Sifat Wajib ALLAH SWT)
Part 2
Part 2
1. Sifat ke-1 dinamakan Sifat Nafsiyyah
Yaitu untuk Kepribadian
2. Sifat ke-2 s/d ke-6 dinamakan Sifat Salabiyyah Yaitu untuk “Keterangannya”
dari kepribadian antara lain meniadakan sifat Mustahil,
jadi kekal abadi dalam karya nyata.
3. Sifat ke-7 s/d ke-13
dinamakan Sifat Ma'any
Yaitu : yang mendiami/menempati/didiami, diserahi sifat ke-7 s/d ke-13.
Jika diselaraskan dengan pekerjaannya, pekerjaan jasmaninya manusia. Nyatanya
manusia itu mampu berbicara, mendengar, berpikir dan melihat dengan indranya.
4.
Sifat ke-14 s/d ke-20 dinamakan Sifat Ma’nawiyyah
Yaitu : Sifat-sifat yang bisa berkarya antara lain; Kuasa mempunyai
wewenang, kemauan/karep, pengetahuan dan sebagainya itu termasuk sifat yang
baku, yang diketemukan dalam sifat ke-7 s/d ke-13 yaitu yang mengisi manusia
sehingga bisa bergerak dan hidup. Berkarya dalam sifat ke-14 s/d ke-20 merupakan
kenyataan yang tak bisa ditolak.
Dzat-Nya Allah SWT, telah menciptakan
dengan sekehendak-Nya lalu terciptalah. Adanya (perwujudan) manusia, yaitu
disebut Nafsiyyah. Berkaryanya
manusia disebabkan karena adanya sifat 20 (Dua Puluh). Maka berkaryanya sifat Ma’any bagi manusia adalah disebabkan
sifat ke-14 s/d ke-20. Tandanya adalah sifat Kuasa (Qudrat) itu tetap. Bagi
manusia kuasanya disebabkan pekarya-Nya yang mempunyai kuasa Allah SWT. Sebagai
contoh salah satu sifat Dzat Allah SWT yang ke-18 (Sami’an) Maha Mendengar dan berada pada Kuping/Telinga dapat
mendengar karena adanya sifat Sami’an.
Adanya sifat ma’nawiyyah disebabkan
telah dimilikinya sifat Ma’any.
Berkerjanya sifat Sami’an (mendengar)
dan dapat digunakan oleh kuping/telinga manusia, yang tidak terlepas dari
adanya Wujud. Kuping/telinga dapat berfungsi karena adanya Wujud. Tanpa Wujud
yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka manusia tidak dapat disebut Hayat
(Hidup). Sedangkan hayat adalah sifat ke-10 dari sifat Dua Puluh.
Meskipun sifat 20 telah diringkas atau
dibagi menjadi 4, ke Dua Puluh sifat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Saling terkait diantaranya. Dalam perilmuan yang sudah mencapai suatu
tingkatan yang tinggi, ke-4 sifat dari ringkasan sifat Dua Puluh dinasehatkan
kepada yang mempelajarinya sebagai berikut : “Jangan ragu-ragu dalam pemikiran,
Tuhan mendengar melalui telingamu, melihat dengan matamu dan merasa dengan
pancaindramu”.
Kalimat diatas tidak dapat diterjemahkan dengan jasad yang belum
menerima Hidup (Hajat). Menerjemahkan dengan jasad, ungkapan diatas pasti akan
timbul salah pengertian. Sangat berbahaya apabila penalarannya serta
penerapannya salah, atau dipergunakan dengan sembrono (Gegabah). Sebab orang
yang menganggap Allah SWT bersemayam didalam kuping/telinganya atau menarik
kesimpulan bahwa Allah SWT berada pada matanya adalah meupakan penyimpangan
(Kekeliruan). Ketahuilah bahwa Allah SWT dapat mendengar, melihat dimanapun Dia
berada. Sebab Dia-lah yang mempunyai sifat-sifat tadi.
Bagi orang
yang sudah mengenal Tuhan-nya dan dia hanya beriman kepada Tuhan, maka dia
membaca dengan renungan dan bukan dengan suara. Sebab merenungkan sifat Dua
Puluh tidak akan selesai-selesainya. Sifat 20 sangat dalam artinya, orang yang
sudah mengenal Tuhan maka sifat Dua Puluh masuk kedalam pembuktian. Pembuktian adalah
merupakan kepercayaan dan keyakinan yang paling tertinggi. Pembuktian telah
melambung keatas suatu keyakinan yang disebut Isbatul Yaqin.
“Saya punya pendirian bahwa Iman, Tauhid serta Ma’rifatullah
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang amat sempurna.kesempurnaanya disebabkan
dapat mengabdi kepada Tuhan secara terus menerus setiap waktu. Manusia sebenarnya
tidak mampu bergerak sendiri, karena manusia itu buta, tuli dan bisu. Maka semua
gerakan itu dating dari Allah SWT.” -Filsafat Sunan Bonang- .
Sunan Bonang adalah salah seorang Wali
yang diangkat oleh Allah SWT, karena sesuatunya digerakan oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar